Senin, 17 Mei 2010

BUNUH DIRI KARENA CINTA???

Sering kita dengar manusia-manusia bodoh yang rela melakukan apa saja karena patah hati bin putus cinta. Gak sedikit yang nekat gantung diri, gak sedikit juga yang minum “obat penenang” sampe’ benar-benar mendapatkan ketenangan di alam sana (mungkinkah?), ada juga yang nekat manjat gedung yang tinggi terus terjun bebas dari puncak tanpa alat pengaman apa-apa, dan seabrek cara lain yang bisa dilakukan oleh manusia gara-gara putus cinta.


Dulu, duluuuuu banget, kira-kira waktu kami masih SMA or awal-awal kuliah, setiap kali mendengar cara-cara aneh yang dilakukan oleh orang-orang bodoh karena cinta, tertawa dan gak habis fikir dengan kenekatan orang-orang itu hanya gara-gara cintanya gak dapat dimiliki. Itu dulu, duluuuuu banget.

Ketika kami bertemu dan menjalin sebuah hubungan terlarang, kami melakukan banyak hal bersama-sama, dengan sejuta mimpi indah yang ingin kami capai berdua, yakin banget kalau pasti akan terus bersama, hingga tidak ada lagi batas antara kami, bahkan sampai menganggap kami adalah sepasang suami istri dengan panggilan abi umi sebagai panggilan cinta. kami saling mengisi satu sama lain, saling menutupi kekurangan masing-masing, kami saling melengkapi, semua terasa indah.

Setelah berjalan dua tahun, tepat di ulang tahun cinta kami yang ke-2, nestapa itu datang. Seseorang hendak memisahkan kami dengan mendaftarkan umi di pernikahan massal. Ini merupakan hantaman yang terberat dan paling berat dalam perjalanan cinta kami.

Tanpa pikir panjang, abi merelakan apa yang abi miliki habis untuk mempertahankan umi. Pulang ke Balikpapan untuk bertemu langsung dengan wali nikah umi, dengan cara yang sopan meminta umi dengan baik-baik kepada beliau. Namun, hasilnya nihil, alias DI TOLAK. Sama sekali tak dipandang pengorbanan ini, dengan santainya beliau mengatakan, “DIA BUKAN JODOHMU”. Sakiiiiiiiittttt banget rasanya hati ini, dada sesak gak mampu menahan sesuatu yang membludak dan membuncah didalamnya.

Segala cara dan upaya telah kami usahakan untuk mempertahankan hubungan ini, namun apa daya, mimpi tinggallah mimpi. Kami juga manusia, yang memiliki rasa kecewa, tak terima dengan apa yang terjadi. Apalah daya, kami belum mampu mengendalikan diri kami setelah sekian banyak yang kami korbankan dan sekian lama waktu yang kami lewati berdua. Tentu saja, persoalan ini agak sulit dimasukkan ke akal sehat dan mencernanya baik-baik untuk mengambil sbuah tindakan, kami sudah tak lagi mampu mlakukan itu. Cinta ini benar-benar membuat kami pusing tujuh keliling sampai stress dibuatnya.

Abi hampir saja membuka pintu darurat lion air yang berada persis di samping seatnya, dan berniat terjun bebas dari atas tanpa alat bantu. Entah umi berapa kali menghantupkan kepalanya ke tembok karena gak mampu menerima ini semua.

Inilah cinta, suatu rasa yang tidak dapat di cerna dengan akal kita, rasa yang tidak mampu di fahami dengan teori apapun, penyakit yang tidak bisa diobati. Rasa yang bisa memberikan kekuatan kepada hambanya untuk dapat melakukan apa saja untuk mendapatkannya, bahkan jika tak mampu memilikinya, para pecinta banyak yang lebih memilih mati daripada harus makan hati.

1 komentar:

PIK Remaja Al-Hikmah mengatakan...

Jangan Menulis diatas kaca
Menulislah di atas meja
Jangan menangis karena CINTA
Tapi Menangislah Karena DOSA